Tuesday, 26 June 2007
Sembahyang besar perayaan Sejit Kongco Ceng Gwan Cin Kun
Sejak jaman dahulu kala Kaisar-kaisar TIONG KOK pada bulan ini mengadakan suatu upacara sembahyang besar dengan tujuan agar manusia diingatkan untuk selalu mawas diri dan takwa kepada THIAN Yang Maha Esa seraya memohon agar selalu diberi kekuatan untuk menghadapi kesusahan dan rintangan dalam mengarungi kehidupan ini.
Masyarakat TIONG HOA pun sejak jaman dahulu kala sering mengadakan berbagai upacara pada bulan GO GWEE ini yang pada dasarnya bertujuan untuk :
Memohon ampun dan introspeksi atas segala khilaf dan dosa.
Biasanya dilakukan dengan Upacara Menyalakan Pelita Kehidupan .
Bersujud memohon petunjuk dan jalan keluar agar dihindarkan dari segala musibah dan bahaya.
Biasanya dilakukan dengan berbagai Kias dan Tolak Bala.
Berdasarkan Kitab Suci GIOK HONG KENG disebutkan bahwa :
" Ketika Maha Dewa GOAN SIE THIAN CUN bersabda kepada Dewa
GIOK HIE TEE KUN, diantaranya disebutkan jika manusia didunia mengalami
kesulitan ekonomi dan hendak memohon berkah rejeki hendaknya memohon
kepada Yang Maha Mulia Kaisar Dewata GIOK HONG TAI TEE maka Berkah
Rejeki dengan mudah akan didapatkan dan perjalanan hidup pun akan
lancar serta sandang pangan akan melimpah hingga anak cucu. "
Berdasarkan Kitab Suci PAK TOU KENG juga disebutkan bahwa :
" Ketika Maha Dewa THAI SIANG LO KUN bersabda kepada THIO THIAN SU,
diantaranya disebutkan jika manusia didunia mengalami berbagai macam kesusahan dengan tulus hati mendirikan altar memohon Kepada Dewa Bintang PAK TOU SENG KUN maka segala macam kesusahan dan mara bahaya akan musnah serta akan mendapat pahala yang tidak terhingga "
Berdasarkan ke2 kitab suci tersebut dan tradisi-tradisi yang ada maka pada bulan GO GWEE ini dan bertepatan dengan Hari Sejit Yang Mulia Kong Co CENG GWAN CIN KUN ( 23 GO GWEE ), Kelenteng TEK HAY KIONG akan mengadakan upacara sembahyang dengan mendirikan Panggung ( TAN ) mengundang GIOK HONG TAI TEE , LAM TOU PAK TOU SENG KUN serta para Dewa lainnya selama 3 (tiga) hari dari tanggal 6 s/d 8 Juli 2007 ( GO GWEE 22 s/d 24, 2558 ) dengan tujuan MEMOHON KESELAMATAN , BERKAH dan PANJANG UMUR ( TIAM TENG, TIAM CHAI, TIAM HOK SIU ).
TIAM TENG : Permohonan agar diberi Keturunan yang jaya
Bagi yang belum mendapat keturunan agar cepat memperoleh keturunan, dan bagi yang sudah agar kelak dapat mengharumkan nama orang tua dan leluhurnya.
TIAM CHAI : Permohonan agar diberi Kekayaan dan Kejayaan, Lancar dalam
usaha.
TIAM HOK SIU : Permohonan agar diberi Berkah Kebahagiaan dalam hidup,
Kesehatan dan Panjang umur.
Dalam Upacara seperti ini memerlukan kehadiran GIOK HONG TAI TEE karena hanya Beliaulah yang berwenang untuk memberikan pengampunan atas segala dosa-dosa/ karma yang telah kita perbuat dan mengatur keberkahan / HOK KIE dari tiap-tiap manusia. Sedangkan Dewa Bintang Gantang Selatan / LAM TOU SENG KUN berwenang mengatur umur manusia hingga lebih dikenal sebagai Dewa Panjang Umur dan Dewa Bintang Gantang Utara/ PAK TOU SENG KUN berwenang untuk mengatur kematian dan menghalau semua bencana-bencana dalam kehidupan seperti : bahaya kebakaran, bahaya pembunuhan, bahaya dalam kehidupan berumah tangga, bahaya penyakit, bahaya atau halangan yang timbul dalam usaha dan lain-lain.
Upacara ini dipimpin oleh CAY KO WOEN KON YUN, TOO SU CHEN LI WEI dan juga rohaniwan lain dari Agama Budha dan Khong Hu Cu secara bergantian.
Sebagai persyaratan untuk Upacara Sembahyang ini diperlukan peralatan :
a. Gantang :
Berisi beras/ padi yang melambangkan Berkah sandang pangan yang tidak akan
habis.Gantang sendiri yang berfungsi sebagai tempat takaran beras pada jaman TIONG KOK kuno mengingatkan kita agar perbuatan kita tidak melampaui takaran /batas yang dapat berakibat karma buruk.
b. Penggaris :
Melambangkan agar semua masalah dapat terukur / terprediksi hingga kita dapat menyelesaikan dengan hasil seperti apa yang kita harapkan.
c. Cermin :
Melambangkan alat untuk introspeksi diri apakah perbuatan kita telah sesuai dengan ajaran dari para Nabi/ para SIN BENG. Juga berfungsi sebagai pusaka untuk menolak siluman /segala sesuatu yang tidak baik yang akan menimpa kita sekeluarga.
d. Gunting :
Melambangkan kerja sama dan kerukunan hingga dapat memutuskan semua masalah.
e. Po Kiam/Pedang Pusaka :
Pedang melambangkan keteguhan hati dan tak ragu dalam berusaha hingga dapat mencapai hasil yang maksimal.Pada jaman dahulu pedang juga digunakan untuk menumpas siluman ( semua pengaruh buruk ).
f. Payung :
Lambang Kebesaran dalam arti sebagai permohonan agar anak cucu kita akan menjadi orang yang mulia dan sukses disegala bidang. Payung juga berfungsi sebagai pengayoman atau perlindungan dari Yang Maha Kuasa.
g. Buku Almanak / THUNG SU :
Melambangkan agar kita dapat melihat peluang – peluang, baik dalam bisnis maupun kehidupan hingga kesuksesan dapat lebih mudah diraih.THUNG SU juga melambangkan betapa pentingnya pengetahuan. Dengan berbekal HOK KIE yang besar,ditunjang dengan pengetahuan / pendidikan yang memadai akan lebih memudahkan kita dalam meraih kesuksesan.
h. Pelita :
Alat Penerangan yang melambangkan permohonan agar Bintang Keberkahan / HOK KIE kita selalu menyala hingga kesuksesan selalu berada di pihak kita.
Pelita juga merupakan penerangan akan Jalan Suci yang bisa menuntun kita agar senantiasa hidup dalam Kebenaran.
i. Kain 5 warna :
Melambangkan 5 unsur yaitu Emas,Kayu, Api, Air dan Tanah yang saling melengkapi hingga dalam keadaan dan situasi apapun kita dapat melaluinya dengan baik.
j. Dewa Utusan yang menaiki burung Bangau Putih :
Melambangkan agar semua permohonan, ketulusan hati, dan persembahan kita dapat segera disampaikan kepada Yang Maha Kuasa dan dalam waktu singkat semua permohonan kita akan terkabul.
k. CHEN SHOU PAI:
Kertas Panjang bertuliskan Nama kebesaran dari GIOK HONG TAI TEE dan LAM TOU PAK TOU SENG KUN serta nama dari peserta sembahyang ini untuk memohon kesehatan dan panjang umur.
Dalam kitab suci GIOK HONG KENG tertulis bahwa barang siapa menulis nama kebesaran dari GIOK HONG TAI TEE dan menggantungnya tinggi dengan disertai upacara sembahyang maka keberkahan akan senantiasa menyertai.
Semoga THIAN Yang Maha Esa , Yang Mulia Kong Co CENG GWAN CIN KUN dan para SIN BENG melindungi dan memberkahi kita semua.
Pendaftaran untuk Peserta Upacara Sembahyang ini dapat menghubungi :
1. Kwee Lan Ping ' ( 0283 ) 356 341 , 355 962
HP: 081 79598765
4. Swie Song Nio ' ( 0283 ) 356 679
5. Kantor YTDT ' ( 0283 ) 356 474 , 355 673
Kongco Ceng Gwan Cin kun
Bila kita memasuki Ruang Utama Kelenteng TEK HAY KIONG Tegal, disebelah Altar Utama Kong Co TEK HAY CIN JIN , terdapat singgasana megah untuk Kong Co CENG GWAN CIN KUN ( Seorang Dewa dengan penampilan sebagai Pejabat Militer berpakaian perang dari emas yang membawa pedang dan berwajah merah ).
Kong Co CENG GWAN CIN KUN bertugas sebagai Dewa Pembasmi Siluman dan roh-roh jahat, Beliau adalah Dewa yang dipuja di kalangan masyarakat daerah CHANG TAI di Propinsi HOK KIAN.
Di Indonesia , selain di Kelenteng TEK HAY KIONG Tegal, kami hanya menemui pemujaan terhadap Kong Co CENG GWAN CIN KUN di Kelenteng TOA SE BIO - Jakarta.
Sejak jaman dahulu apabila seseorang akan mengadakan upacara sumpah di Kelenteng TEK HAY KIONG , maka upacara sumpah tersebut dilaksanakan dihadapan Altar Kong Co CENG GWAN CIN KUN ini.
Hari kebesaran Kong Co CENG GWAN CIN KUN diperingati setiap tanggal 23 bulan 5 penanggalan Imlek.
Pada jaman dinasti MING (1368-1644), di SHI WU DU dekat AN CUN kira-kira 50 LI dari TONG AN, terdapat sebuah pos penjagaan yang dijaga oleh seorang pria yang berasal dari GUAN JIANG KAO, propinsi SI CHUAN
dengan ditemani oleh seekor anjing kesayangannya. Pria ini sering kali bersembahyang didepan altar ER LANG SHEN / JI LONG SIN.
Suatu hari terjadilah huru-hara, pada saat itu anjing tersebut membawa hiolo yang ada dialtar naik ke gunung FENG SHAN. Penduduk desa tentunya sangat heran melihat tingkah laku anjing tersebut dan terus mengikutinya sampai kemudian berhenti disuatu tempat berteduh dan anjing itu dengan setia tetap menjaganya. Melihat hal ini penduduk menempatkan hiolo diatas meja kemudian bersembahyang memohon perlindungan agar terhindar dari segala mara bahaya seraya menancapkan beberapa batang HIO di atas hiolo itu.
Dalam perjalanan waktu, penduduk dan beberapa perantauan yang bersembahyang ditempat itu sering melihat " penampakan seorang pria beserta seekor anjing ."
Orang-orang yang bersembahyang disitu, banyak yang terkabul doa dan harapannya sehingga penduduk kemudian menyepakati mendirikan sebuah kelenteng. Kesulitan timbul saat pembuatan rupa patung pemujaan sang Dewa, namun salah seorang penduduk yang habis bersembahyang, malam harinya mendapat petunjuk melalui mimpinya agar memberitahukan kepada pemahat supaya memperhatikan dan membuat sketsa wajah seorang pejabat tinggi yang akan melewati desa itu keesokan harinya.
Benar juga ternyata hari itu singgah seorang pejabat tinggi bergelar SHI ZHI ZHI HUI DA SHI yang masih muda dan berwajah tampan. Akhirnya pembuatan patung sang Dewa berhasil diselesaikan dan mendapat gelar DA SHI GONG ( Utusan Agung ) atau dikenal juga dengan nama CENG GWAN CIN KUN.
Kemudian dibuatkan beberapa patung pengawal yang ditempatkan disebelah kiri dan kanan sang Dewa dan sebuah patung anjing yang ditempatkan dibawah meja sembahyang.
Versi ini menghubungkan pemujaan DA SHI GONG dengan ER LANG SHEN dan kemiripan ini diperdekat lagi dengan disertakan patung anjing dalam pemujaannya. CENG GWAN CIN KUN dipercaya sebagai titisan dari ER LANG SHEN.
Hal tersebut juga cocok dengan kisah-kisah yang beredar di Singapura dan Jakarta sehubungan dengan asal-usul DA SHI GONG. Hanya di Jakarta dan Singapura menampilkan DA SHI GONG / CENG GWAN CIN KUN sebagai seorang pejabat militer berpakaian perang dari emas dan membawa pedang dengan wajah merah muda disertai beberapa pengiringnya.
Sumber :
Kelenteng – kelenteng Masyarakat TIONG HOA di Jakarta oleh C. Salmon dan D. Lambard – Yayasan CIPTA LOKA CARAKA 1985.
Perayaan di Cilacap
Kelenteng Tek Hay Kiong selama 3 tahun berturut-turut ikut berpartisipasi mengikutinya.
Pada pagi harinya diadakan upacara sembahyang sejit di pantai Teluk Penyu dan selanjutnya pada harinya dilaksanakan kirab toapekong keliling kota Cilacap
Sejit YM KongcoTek Hay Cin Jin
Malam Sejit,19 maret 07 diadakan malam hiburan,kali ini mengundang grup band Golden Dragon dari Yogya,yang memikat perhatian pengunjung; acara diselingi dengan tarian dan lelang kalung.
Keesokan harinya,20 Maret 07 mulai pukul 10.00 pagi dilakukan upacara sembahyang sejit,pembacaan liam keng,penyebaran ngo-kok di sekeliling kelenteng dan diakhiri denganpemilihan Locu baru dengan cara pwee.
Untuk perode 07/08 telah terpilih locu:
Cia Locu- Kwee Kwan Mey
Jie Locu - Kam Kwan Tje
Sha Locu-Tan Han Gie
Perayaan di Indramayu
Pada kesempatan itu Kelenteng Tek Hay Kiong ikut berpartisipasi dengan membawa YM Tek Hay Cin Jin ke Indramayu beserta dengan joli/tandunya yang dikirab mengelilingi kota Indramayu setelah upacara sembahyang sejit.
Ikut meramaikan selain grup liong&say dari Indramayu juga grup liong dari Bandung.
Perayaan Cap Go Meh 2007
selama 2 hari ,3 dan 4 Maret 2007, berlangsung dengan meriah.
Pada kesempatan itu dihadiri 2 kelenteng luar kota yaitu An Tjeng Bio,Indramayu dan Tek Hay Bio,Semarang yang membawa kongco Tek Hay Cin Jin sehingga tandu yang dikirab sejumlah 12 tandu.
Pada hari pertama sebelum prosesi kirab keliling kota diadakan upacara sembahyang di pelabuhan Tegal dan prosesi kirab berakhir sekitar jam 10 malam.
Sedang hari kedua kirab yang dimulai sejak jam 13.00 siang baru berakhir lewat tengah malam.
Wednesday, 16 May 2007
Malam Cekaumeh 2007
Pentas gamelan pusaka
Tek Hay Cin Jin.
Berdasarkan tradisi,gamelan tersebut hanya dipentaskan pada saat malam Cekaumeh (malam hari ke 9 bulan pertama Imlek) saja ,yang tahun ini jatuh pada tanggal 20 Februari 2007.
Pada kesempatan itu Bapak Walikota Tegal Adi Winarso berkenan hadir dan membuka pentas gamelan dan menjelang subuh pentas baru berakhir.
Pembuatan tandu baru
Malam Sincia 2558/2007
Wednesday, 14 February 2007
Buka Pintu Ngo Mui
Tuesday, 13 February 2007
Tahun Baru Imlek 2558-Tahun Babi Api
Tahun Baru Imlek berdasarkan penanggalan bulan di mana perhitungan tahun berdasarkan peredaran bulan yang berotasi pada sumbunya, bulan berevolusi mengelilingi bumi dan bulan terbawa bumi mengitari matahari.
Datangnya tahun Baru Imlek tahun ini agak lambat ( biasanya sekitar tanggal 22 Januari- 10 Februari ), hal ini disebabkan pada tahun lalu terjadi bulan Lun ( bulan sisipan/ganda ) yaitu pada bulan 7 Imlek.
Bulan sisipan ditambahkan pada tahun tertentu untuk penyesuaian penanggalan bulan dengan penanggalan matahari, di mana setiap tahun berbeda sekitar 10-11 hari atau 7 bulan dalam 19 tahun.
Angka 2558 berdasarkan perhitungan dari tahun lahirnya Nabi Khonghucu ( 551 SM ),
Sedang bila dihitung dengan naik tahtanya Kaisar Huang Ti ( 2697 SM ) maka tahun ini merupakan tahun ke 4704.
Tahun Baru Imlek juga disebut sebagai Festival Musim Semi.
Berdasarkan ilmu astrologi China,pergantian periode shio dilakukan dengan berpedoman pada siklus matahari,saat terjadinya Liep Chun ( awal Musim semi ) yang jatuh antara tanggal 4 /5 februari setiap tahun.
Tahun ini Liep chun jatuh pada tanggal 4 Februari jam 13.18
Analisa Feng Shui :
Pada umumnya Tahun Babi Api ini merupakan tahun yang buruk untuk isu yang berhubungan dengan Kesehatan,seperti kasus pencernaan perut dikarenakan keracunan makanan.Begitu juga dengan isu sosial seperti masalah sekolah atau perlawanan anak sekolah terhadap otoritas.
Industri yang bersinar pada tahun ini adalah yang berhubungan denganTeknologi Informasi dan Komputer. Sektor Keuangan dan Perbankan juga memperoleh keuntungan dengan adanya aktifitas akuisisi dan merger.Travel dan Logistik akan menikmati keberhasilan dalam tahun ini.
Sektor/arah dan lokasi Barat Daya dan Timur akan mengalami pertumbuhan yang baik dalam tahun ini.
Hindari Sektor Tengah dan Timur Laut yang dapat menimbulkan problem dalam bisnis.
Arah Tenggara merupakan arah sektor Rezeki/Kekayaan pada hari pertama Tahun Baru Imlek,18 Februari 2007; di mana Anda dapat bersembahyang menghadap arah tersebut untuk mengundang datangnya Dewa Kekayaan ( Cai Sen ) ke rumah Anda pada hari tersebut.
Arah Barat Daya merupakan arah sektor Kekayaan sepanjang tahun ini,letakkan sesuatu yang berwarna merah, misalnya lampu atau keset merah di sektor ini untuk mengundang datangnya energi positif ke rumah Anda
Gong Xi Fa Cay,Thiam Hok Thiam Sioe.
Thursday, 8 February 2007
Legenda Dewa Dapur: Chauw Kun Kong
Dewa Dapur Chauw Kun Kong banyak dipuja masyarakat Tao,di mana beliau yang ditunjuk untuk mengawasi kehidupan manusia di bumi. Disebut Dewa Dapur karena dapur merupakan sumber benergi bagi rumah dan orang-orang di seluruh dunia.
Tanpa dapur,rumah belum bisa disebut rumah secara utuh
Dewa Dapur Chauw Kun Kong secara berkala (bukan setahun sekali ) naik ke kahyangan untuk memberikan laporan untuk Kaisar Langit Giok Hong Tay Tee tentang semua kebaikan dan keburukan manusia.
Namun ada satu momen,yakni pada akhir Tahun Imlek, sang dewa memberikan semacam “laporan akhir tahun” kepada Kaisar Langit.,yaitu pada tanggal 24 Cap Jie Gwee(11 Februari 2007) Untuk mengantarnya dilakukan upacara sembahyang pada 23 Cap Jie Gwee,yang disebut Chauw Kung Kong Sang Sin.
Pada upacara ini,keberangkatan Dewa Dapur diantar dengan persembahan-persembahan berupa kertas Siu Kim dan Ti Kong Kim yang ditaruh dalam hun be (kotak pengantar) untuk kemudian dibakar selesai upacara sembahyang.Pada hun be ada tulisan “ Sung Sen Jin Fu “ yang artinya
“ Menghantar Roh Suci dan memohon Berkah “.
Pada tanggal 4 bulan 1 Imlek ( Cia Gwee Che Shi ) ,Dewa dapur kembali ke bumi untuk membawa berkah dan hukuman bagi manusia sesuai dengan hasil laporan sebelumnya. Kedatangan Dewa dapur disambut upacara yang disebut Chauw Kun Kong Chi Shi.
Dalam upacara ini,dewa dapur disambut dengan upacara yang hampir sama dengan upacara mengantar Dewa Dapur ke kahyangan.
Hun be yang dibakar mempunyai tulisan “ Ing Sen Jie Fu “ yang berarti “ Menyambut Roh suci dan menerima Berkah (TM Shan/Nirmala Post )
Sunday, 4 February 2007
Bersih-bersih kimsin dan altar
Sabtu,3 Februari 2007 kelenteng Tek Hay Kiong telah mengadakan acara bersih-bersih kimsin dan altar menyambut datangnya Tahun Baru Imlek 2007.
Berbeda pada umumnya di mana acara bersih-bersih kimsin biasanya dilakukan pada jie sie sang ang (di mana Dewa Dapur Chauw Kung Kong naik ke langit lapor Thian ),di Tek Hay Kiong dilakukan sebelum tanggal tersebut agar saat naik ke langit telah bersih.
Pemilihan tanggal tiap tahun berbeda,dipilih berdasarkan Almanak Tong Shu.
Thursday, 1 February 2007
Legenda Sin Cia ( Xin Nian )
Karena adanya monster tersebut yang memburu manusia setiap musim semi, maka penduduk selalu mengungsi ke dataran tinggi pada awal musim semi. Para penduduk selalu menyiapkan bekal makanan (*2) selama di pengungsian mereka, dan karena tidak ada yang tau bagaimana nasib besok mereka dituntut untuk menyelesaikan hutang piutang sebelum mengungsi (*3). Demikian juga para anak akan melakukan ronda selama orang tua mereka tidur (*4). Tidak lupa mereka diwajibkan untuk berkumpul (*5) bersama-sama dalam keluarga supaya bisa saling menjaga.
Keadaan tersebut berlangsung cukup lama, hingga suatu musim semi. Seorang pengemis (*6) melewati desa tersebut untuk meminta makanan, ia mendapatkan desa dalam keadaan kosong. Ia berjalan menelusuri desa tersebut untuk mencari orang yang bisa diminta sekaligus mencari tahu menyebab hilangnya penduduk desa tersebut. Akhirnya dia menemukan seorang nenek dan menanyakan penyebab lenyapnya warga desa. Sang nenek lalu menjelaskan soal monster nian dan pengungsian penduduk.
Sang nenek yang baik hati lalu memberikan makanan kepada si pengemis. Pengemis itu lalu bertanya, kenapa nenek tidak ikut mengungsi ?. Anak dan cucu saya telah menjadi korban tahun lalu, saya sudah tua sulit ikut mengungsi, jika monster nian datang saya akan melawan sebisa saya. Si pengemis menjadi iba pada sang nenek, lalu mengatakan pada sang nenek bahwa sesungguhnya mahluk tersebut takut pada tiga hal yaitu: Mahluk yang lebih besar dan seram daripada dia (*7), suara keras dan bising (*8) dan warna merah (*9).
Lalu si pengemis meminta sang nenek menyediakan kain besar untuk membuat binatang-binatangan dan mencat depan rumah menjadi merah serta berpakain merah, lalu dia mengumpulkan batang-batang bambu supaya menimbulkan suara ledakan saat dibakar.
Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya monster nian muncul si pengemis bergegas memakai kain yang telah dibuat menyerupai binatang monster serta minta sang nenek membakar batang bambu yang sudah disediakan serta memukul benda apa saja yang bisa menimbulkan suara bising. Mendapatkan sambutan demikian monster nian sangat kaget lalu terbang menuju khayangan dan tidak pernah kembali lagi.
Atas peristiwa kemenagan ini, penduduk desa merayakannya setiap tahun sebagai hari raya besar serta perayaan panen.Perayaan diadakan dengan cara meniru apa yang telah dilakukan oleh si pengemis dan sang nenek, juga sebagai tindakan pencegahan akan kembalinya monster nian. Para penduduk mendatangi rumah-rumah kerabat untuk mengucapkan selamat atas terbebasnya mereka dari ancaman monster nian. Sebagai balasan, setiap keluarga menyediakan minuman, kue-kuean untuk tamu mereka, mereka juga menyediakan permen bagi anak-anak dan kertas merah (*10) bagi mereka. Demikianlah perayaan tersebut turun temurun hingga kini.(Xtnv/Forum Budaya Tionghoa )
===================================================
*1 : kata "nian" kemudian menjadi penanda waktu satu tahun
*2 : sebagai tradisi, orang selalu memenuhi gentong beras dan air juga penyediaan makanan lainnya.
*3 : tradisi membayar utang sebelum sin cia (tradisi ini sudah memudar sesuai jaman)
*4 : shou yue , begadang. biasanya main mahjong atau ngobrol sampai pagi
*5 : tuan yuan (tradisi kumpul atau tradisi mudik bagi yang merantau
*6 : konon diyakinin sebagai jelmaan dewa
*7 : Asal usul barongsai/tarian singa dan kemudian disusul tarian naga
*8 : Genderang dan petasan
*9 : Warna favorite pada hari sin cia, juga tempelan tulisan sanjak berpasangan dipintu
*10: Sekarang umum disebut angpao
Selain tradisi diatas masih ada banyak tradisi simbolik antara lain:
- Makan Ikan : Yu (ikan) yang berbunyi sama dengan Yu (Saldo), melambangkan saldo melimpah
- Makan daun bawang : Shuan (bawang putih) sama bunyinya dengan shuan (hitung/menghitung), melambangkan ada uang yang dihitung setiap tahun
- Kue China/Kue Keranjang : Nian Gao, gao (kue) mempunyai bunyi yang sama dengan gao (tinggi), melambangkan peningkatan kualitas hidup setiap tahun
- Segala manisan: melambangkan kehidupan yang manis- Jeruk/Jeruk besar: Ju (jeruk mandarin) mempunyai bunyi yang sama dengan ju (segala yang positif/baik, antara lain: sehat, aman, tenteram)dan tradisi
-tradisi simbolik lainnya yang sangat banyak sesuai daerah dan suku masing-masing.
—————————————-
Dikumpulkan dari berbagai sumber, dari kisah2 yang didengar semasa kecil, dari TV dan cerita-cerita orang tua
Wednesday, 31 January 2007
Tek Hay Cin Jin
Sebagai tuan rumah dari Kelenteng Tek Hay Kiong adalah Kongco
sebagai tuan rumah dari Kelenteng Tek Hay Kiong adalah Kongco Tek Hay Cin Jin ,yang menempati altar utama kelenteng. Tek Hay Cin Jin yang nama aslinya Kwee Lak Kwa atau Lak Kwa Ya,merupakan dewata pelindung bagi masyarakat Tegal dan sekitarnya khususnya para nelayan dan pedagang.Mereka percaya bahwa bagi mereka yang dapat mendekati jiwa kepribadiannya,niscaya akan mendapat berkah dan keselamatan.
Kwee Lak datang ke kota Tegal pada tahun 1737 lewat desa Muaratua. Kwee Lak yang kemudian namanya ditambah Kwa merupakan salah seorang perantau yang mulai awal tahun 1735 ( Pada masa pemerintahan Kaisat Qian Liong dari dynasti Ching ) meninggalkan Tiongkok dengan beratus-ratus kapal mengarungi lautan dan banyak di antaranya menuju Asia Tenggara dengan tujuan berdagang.
Dalam kehidupan sehari-harinya beliau hidup sebagai pedagang dan sangat disegani oleh masyarakat setempat,selain itu beliau sering tukar-menukar ilmu pengetahuan, di antaranya:mengajar mencari ikan,bercocok tanam dan mengadakan usaha dagang.Beliau juga ikut membantu perjuangan orang-orang tionghoa melawan Belanda sebagai akibat pembantaian orang-orang tionghoa di Batavia,pada tahun 1740,sebagai penghubung komunikasi lewat jalur laut.
Masyarakat Tegal dan sekitarnya,percaya bahwa Kwee Lak Kwa bukan hanya seorang saudagar,namun lebih dari itu ,beliau sudah mendapat TAO( Keabadian/Kedewaan ).Hal ini dapat dibuktikan dengan kemukjizatan yang dibuatnya untuk menolong rakyat dan kemunculannya di beberapa tempat secara bersamaan.
Sejit TekHay Cin Jin dirayakan setiap tanggal 2 bulan 2 Imlek (Jie Gwee Ce Jie ).
Selain di Tek Hay Kiong, kimsin Tek Hay Cin Jin juga ada di beberapa kelenteng daerah Pantura,seperti Kiem Tek Ie-Jakarta, An Tjeng Bio-Indramayu, Tiauw Kak Sie-Cirebon, Po An Thian- Pekalongan, Tek Hay Bio-Semarang dan Hok Ie Kiong- Slawi.
Tuesday, 30 January 2007
Rangkaian acara Imlek di Tek hay Kiong
Sabtu, 3 Februari 2007 - Bersih-bersih Kimsin & altar
Sabtu,10 Februari 2007 - Pembagian Cay Pin ( Zakat )
Sembahyang Chau Kun Kong Sang Sin
Minggu,11 Februari 2007 -Bazaar
Sabtu,17 Februari 2007 –Sembahyang Liem Soe Lo, Liam Keng,Pentas
Liong dan penyalaan lilin Imlek
Minggu,18 Februari 2007 - Sembahyang bersama Sin Chia
Sejit Bie Lek Hud
Senin, 19 Februari 2007 – Sembahyang Thau Gee
Selasa, 20 Februari 2007 - Malam Hiburan
Rabu,21 Februari 2007 - Sembahyang Chau Kun Kong Chi Shi ( turun ke bumi )
Sembahyang Chi Swa
Minggu,25 Februari 2007 –Sejit Sin Long Thay Tee,Liam Keng
Pentas Liong & Gamelan
Penyalaan lilin dan lampion
Senin,26 febtuari 2007 -Sembahyang Keng Thi Kong
Jum’at,2 Maret 2007 -Menyambut kedatangan kimsin dari luar kota
Sembahyang Teng ko
Sabtu,3 Maret 2007 -Kirab gotong Toa Pe Kong
Kiu Kim & Kiu Lui
Sembahyang Thay Kwan Tay Tee
Minggu,4 Maret 2007 -Kirab gotong Toa Pe Kong
Kiu Kim & Kiu Lui
Sembahyang Co Gee
Kelenteng Tek Hay Kiong
Kelenteng Tek Hay Kiong berada di Jalan Gurami 2- Tegal,satu-satunya kelenteng yang berada di Kota Tegal.
Tak ada catatan yang pasti tentang tahun didirikannya, catatan yang tertinggal hanya menyebutkan restorasi pertama dilaksanakan tahun 1837 saat pemerintahan Kaisar Dao Guang ke 17 tahun Ding You, Kapiten Tan Koen Hway bersama rekan-rekannya di Tegal membangun kelenteng yang diberi nama Tek Hay Kiong yang dapat diartikan juga Istana Tek Hay Cin Jin;yang sebelumnya berupa Cin Jin Bio.
Cin Jin Bio merupakan tempat pemujaan/rumah abu yang dibangun masyarakat tionghoa di Tegal untuk mengenang kebaikan dan rasa persaudaraan Kwee Lak Kwa,dengan membuat papan roh/Sin Ci dari Kwee Lak Kwa dan tempatnya mengalami beberapa kali perpindahan sebelum terakhir kali mengambil tempat di mana kelenteng Tek Hay kiong didirikan.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya sepasang papan Lian (syair ) untuk menghormati Tek Hay Cin Jin ( Kwee Lak Kwa ) yang disumbang Lin Ming De pada tahun 1828.
Saat ini kelenteng Tek Hay Kiong di bawah naungan Yayasan Tri Dharma Tegal,satu yayasan yang bergerak di bidang sosial dan keagamaan dan berdiri sejak 1978.