Tuesday, 26 June 2007

Kongco Ceng Gwan Cin kun



Bila kita memasuki Ruang Utama Kelenteng TEK HAY KIONG Tegal, disebelah Altar Utama Kong Co TEK HAY CIN JIN , terdapat singgasana megah untuk Kong Co CENG GWAN CIN KUN ( Seorang Dewa dengan penampilan sebagai Pejabat Militer berpakaian perang dari emas yang membawa pedang dan berwajah merah ).
Kong Co CENG GWAN CIN KUN bertugas sebagai Dewa Pembasmi Siluman dan roh-roh jahat, Beliau adalah Dewa yang dipuja di kalangan masyarakat daerah CHANG TAI di Propinsi HOK KIAN.
Di Indonesia , selain di Kelenteng TEK HAY KIONG Tegal, kami hanya menemui pemujaan terhadap Kong Co CENG GWAN CIN KUN di Kelenteng TOA SE BIO - Jakarta.

Sejak jaman dahulu apabila seseorang akan mengadakan upacara sumpah di Kelenteng TEK HAY KIONG , maka upacara sumpah tersebut dilaksanakan dihadapan Altar Kong Co CENG GWAN CIN KUN ini.
Hari kebesaran Kong Co CENG GWAN CIN KUN diperingati setiap tanggal 23 bulan 5 penanggalan Imlek.
Pada jaman dinasti MING (1368-1644), di SHI WU DU dekat AN CUN kira-kira 50 LI dari TONG AN, terdapat sebuah pos penjagaan yang dijaga oleh seorang pria yang berasal dari GUAN JIANG KAO, propinsi SI CHUAN
dengan ditemani oleh seekor anjing kesayangannya. Pria ini sering kali bersembahyang didepan altar ER LANG SHEN / JI LONG SIN.


Suatu hari terjadilah huru-hara, pada saat itu anjing tersebut membawa hiolo yang ada dialtar naik ke gunung FENG SHAN. Penduduk desa tentunya sangat heran melihat tingkah laku anjing tersebut dan terus mengikutinya sampai kemudian berhenti disuatu tempat berteduh dan anjing itu dengan setia tetap menjaganya. Melihat hal ini penduduk menempatkan hiolo diatas meja kemudian bersembahyang memohon perlindungan agar terhindar dari segala mara bahaya seraya menancapkan beberapa batang HIO di atas hiolo itu.
Dalam perjalanan waktu, penduduk dan beberapa perantauan yang bersembahyang ditempat itu sering melihat " penampakan seorang pria beserta seekor anjing ."
Orang-orang yang bersembahyang disitu, banyak yang terkabul doa dan harapannya sehingga penduduk kemudian menyepakati mendirikan sebuah kelenteng. Kesulitan timbul saat pembuatan rupa patung pemujaan sang Dewa, namun salah seorang penduduk yang habis bersembahyang, malam harinya mendapat petunjuk melalui mimpinya agar memberitahukan kepada pemahat supaya memperhatikan dan membuat sketsa wajah seorang pejabat tinggi yang akan melewati desa itu keesokan harinya.

Benar juga ternyata hari itu singgah seorang pejabat tinggi bergelar SHI ZHI ZHI HUI DA SHI yang masih muda dan berwajah tampan. Akhirnya pembuatan patung sang Dewa berhasil diselesaikan dan mendapat gelar DA SHI GONG ( Utusan Agung ) atau dikenal juga dengan nama CENG GWAN CIN KUN.
Kemudian dibuatkan beberapa patung pengawal yang ditempatkan disebelah kiri dan kanan sang Dewa dan sebuah patung anjing yang ditempatkan dibawah meja sembahyang.
Versi ini menghubungkan pemujaan DA SHI GONG dengan ER LANG SHEN dan kemiripan ini diperdekat lagi dengan disertakan patung anjing dalam pemujaannya. CENG GWAN CIN KUN dipercaya sebagai titisan dari ER LANG SHEN.

Hal tersebut juga cocok dengan kisah-kisah yang beredar di Singapura dan Jakarta sehubungan dengan asal-usul DA SHI GONG. Hanya di Jakarta dan Singapura menampilkan DA SHI GONG / CENG GWAN CIN KUN sebagai seorang pejabat militer berpakaian perang dari emas dan membawa pedang dengan wajah merah muda disertai beberapa pengiringnya.

Sumber :
Kelenteng – kelenteng Masyarakat TIONG HOA di Jakarta oleh C. Salmon dan D. Lambard – Yayasan CIPTA LOKA CARAKA 1985.

No comments: